Ujian adalah suatu tahap dalam kehidupan. Sebuah fase saat manusia ditantang dengan permasalahan dan soal. Ujian adalah fitrah, dikisahkan juga dalam Al Quran QS 2:124 saat Nabi Ibrahim diuji Rabbnya. Nabi berhasil menunaikan dan diangkatlah ia menjadi pemimpin. Maka ujian juga merupakan sebuah fase saat manusia, yang mampu melewatinya, akan diangkat ke tahap yang lebih tinggi.

Senin, 23 April 2018, menjadi hari yang dinantikan pelajar kelas 9 SMP seluruh Indonesia, khususnya kelas 9 SMP Al Umanaa Boarding School. Hari itu menjadi hari pertama ujian nasional yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Ujian dilaksanakan hingga 26 April 2018 ini dilaksanakan di Kantor Yayasan Al Umanaa. Santri dibagi menjadi empat kloter untuk mengikuti ujian nasional yang meliputi pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Ada yang berbeda dengan ujian nasional tahun ini. Jika tahun lalu SMP Al Umanaa Boarding School menyelenggarakan UNKP (Ujian Nasional Kertas dan Pensil), tahun ini beralih kepada UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer). Dinas Pendidikan sangat mendorong Al Umanaa untuk segera melaksanakan UNBK. Menantangnya bagi Al Umanaa, kepastian antara UNKP atau UNBK baru ditetapkan sekitar dua bulan sebelum hari-H. Namun, sebagai sesuatu yang baru, tentu SMP Al Umanaa Boarding School tetap mempersiapkannya dengan matang dan sangat teliti.

Pemasangan jaringan internet adalah hal utama dan pertama yang perlu dilaksanakan. Karena ketidaktersediaan jaringan di areal pondok, SMP Al Umanaa Boarding School memanfaatkan fasilitas yayasan untuk membuat lab komputer. Lokasi Kantor Yayasan Al Umanaa alhamdulillah masih terjamah jaringan internet sehingga memungkinkan untuk memasang server. Terbatasnya ruang dan fasilitas itulah yang membuat santri kelas 9 harus dibagi menjadi tiga kloter untuk bergantian melaksanakan ujian nasional.

Selain persiapan sarana dan prasarana, guru-guru kelas 9 juga sibuk mempersiapkan santrinya agar dapat meraih hasil yang optimal. Try out sudah diberikan sebanyak lima kali. Persiapan dan pendalaman materi kepada santri tidak hanya dilakukan secara formal di ruang kelas. Memang, sudah menjadi kelebihan sekolah pondok, pendidik dan santri berbaur menjadi satu selama 24 jam. Hampir di setiap saat menjelang UN, selalu ada santri yang bertanya kepada gurunya, maupun ada guru yang memanggil santri untuk menambah materi. Belajar dilakukan di mana saja, di saung-saung, di toko santri, di ruang makan asrama, dan lain sebagainya.

“Sejauh ini alhamdulillah berjalan lancar. Semoga hari-hari berikut tetap mendapat kemudahan,” ujar Ustadz Faqih Al Haq, selaku ketua panitia UN SMP Al Umanaa Boarding School ketika ditemui di Gedung Sekretariat SMP Al Umanaa pada 24 April 2018. “Hanya ada sedikit kendala di awal, yaitu susah menghubungkan server ke pusat. Tapi alhamdulillah dapat teratasi.”