Pendidikan Sesuai Zaman di Pondok Pesantren Modern Al Umanaa: Sekolah Organisasi sebagai Titik Awal Kepemimpinan

“Khalifah Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Didiklah anak sesuai dengan zamannya karena mereka hidup pada zamannya, bukan pada zamanmu.” Ungkapan ini relevan hingga kini, mengingat peran pendidikan yang harus senantiasa beradaptasi agar para generasi muda siap menghadapi tantangan masa depan.

Pondok Pesantren Modern Al Umanaa menyadari pentingnya pembinaan yang sesuai dengan perkembangan zaman, terutama untuk mencetak generasi unggul demi tercapainya Indonesia Emas 2045. Salah satu program strategis dalam pembentukan karakter dan kepemimpinan santri adalah Sekolah Organisasi (SO), yang bertujuan membekali santri dengan keterampilan manajerial dan mental yang tangguh untuk menjadi pemimpin di masa mendatang.

Program SO dirancang khusus untuk santri kelas 11, yang akan menjadi calon pengurus Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) dan organisasi Ikatan Santri Ma’had Al Umanaa (ISMU). Dalam kegiatan ini, santri dilatih melalui metode gabungan pembelajaran di kelas dan pelatihan semi militer yang mengutamakan ketangkasan, ketepatan, dan koordinasi. Melalui kombinasi pendekatan ini, para santri tak hanya memperoleh wawasan teoritis tentang kepemimpinan, tetapi juga latihan praktis untuk memperkuat fisik, mental, dan koordinasi kelompok. Pembelajaran di kelas mencakup penyusunan visi-misi, keterampilan manajerial, dan konsep dasar kepemimpinan, sementara pelatihan lapangan melibatkan kegiatan fisik yang memupuk kedisiplinan serta kekompakan.

Para peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk menumbuhkan semangat kompetisi yang sehat, di mana setiap kelompok berusaha meraih skor tertinggi melalui strategi dan yel-yel sebagai bentuk solidaritas. Selama pelatihan, peserta diberikan instruksi untuk berkoordinasi secara taktis dalam waktu singkat, layaknya seorang prajurit yang patuh kepada komando pemimpin mereka. Kegiatan ini dikondisikan agar suasana tetap tertib dan kondusif meskipun suasana lapangan ramai.

Pada hari ketiga, santri menghadapi puncak acara berupa tes Komandan Lapangan (DanLap) yang menguji mental dan kesiapan mereka sebagai pemimpin. Ujiannya meliputi orasi, baris-berbaris, artikulasi, dan dialektika, di mana setiap peserta diuji baik secara fisik maupun mental untuk menghadapi tantangan kepemimpinan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini kelas 11 dan kelas 12 sama-sama mengikuti program DanLap. Kelas 12, meskipun hanya menjalani pelatihan selama sehari, tetap berperan signifikan dalam mempersiapkan diri sebagai panitia Latihan Lanjutan Kepemimpinan (LLK), karena telah memperoleh pengalaman dan pemahaman dari tahun sebelumnya.

Sekolah Organisasi dan DanLap memiliki perbedaan fundamental dengan kegiatan orientasi tradisional seperti Ospek. Di sini, kegiatan dirancang agar para santri bisa mengembangkan wawasan, kapasitas diri, dan tanggung jawab sebagai pemimpin. Sebagaimana pesan yang disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib, pendidikan di Al Umanaa disusun agar santri bisa siap menghadapi zamannya dengan karakter kepemimpinan yang unggul, menuju peradaban yang luhur dan maju.