Peralihan Kepengurusan ISMU: Sebuah Proses Pembelajaran dan Tanggung Jawab

Ikatan Santri Ma’had Al Umanaa (ISMU) merupakan bagian tak terpisahkan dari dinamika kehidupan santri. Setiap periode kepengurusan memiliki masanya, layaknya matahari yang terbit dan terbenam. Kini, setelah hampir satu tahun mengemban amanah, kabinet ISMU Berani dan ISMU Syukur yang telah menjabat sejak Januari 2024 tengah bersiap menyelesaikan masa baktinya. Estafet kepemimpinan akan segera berpindah dari kelas 12 dan sebagian kelas 11 kepada kelas 11 dan sebagian kelas 10.

Bagi sebagian orang, perubahan ini mungkin terasa sebagai sebuah tantangan, mengingat berakhirnya jabatan berarti berkurangnya wewenang yang sebelumnya dimiliki. Namun, lebih dari sekadar peralihan, ini adalah bagian dari pendidikan—sebuah proses yang mengajarkan kepemimpinan, tanggung jawab, serta kesiapan untuk menghadapi jenjang kehidupan selanjutnya.

Serah terima kepengurusan ISMU bukan sekadar seremonial simbolis. Ada banyak hal yang mengiringinya, mulai dari penyampaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) oleh kabinet yang telah bertugas, hingga Musyawarah Kerja bagi pengurus baru dalam merancang program satu tahun ke depan. Setiap tahapan ini dirancang untuk memastikan kesinambungan dan keberlanjutan organisasi dengan penuh khidmat dan tanggung jawab.

Sementara itu, bagi kelas 12 yang telah menyelesaikan masa kepengurusan, perjalanan mereka masih panjang. Mereka masih dihadapkan pada berbagai tugas akademik dan kewirausahaan, mulai dari penyusunan makalah, revisi hasil sidang, hingga tanggung jawab lainnya yang menjadi bagian dari proses pendewasaan mereka di Ma’had Al Umanaa.

Pergantian kepemimpinan dalam ISMU bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan yang lebih luas. Setiap santri yang telah mengabdi akan membawa pengalaman dan nilai-nilai kepemimpinan ini ke tahap kehidupan berikutnya, menjadikannya bekal berharga untuk terus berkontribusi bagi umat dan masyarakat.