Writer : Agnia Sativa Zahra (XI B)
Editor : Ainin Kamalia & Santi Ambarsari (XII B)
Indonesia ialah negara prularisme, atau negara yang memiliki keberagaman di dalamnya. Indonesia memiliki begitu banyak keberagaman, mulai dari keberagaman budaya, bahasa, suku, agama dan lain sebagainya. Hal ini menarik perhatian di kancah internasional. Namun, seiring berkembangnya teknologi yang memberikan kemudahan untuk mengakses segala informasi, membuat masyarakat mengabaikan potensi budaya dan keanekaragaman negaranya sendiri. Masyarakat saat ini lebih memilih menggandrungi budaya luar yang terlihat lebih mencolok. Berbagai upaya untuk menghindari dampak negatif dari akulturasi dilakukan oleh pemerintah, salah satunya dengan menyelenggarakan ajang perlombaan yang mampu mengasah dan melestarikan budaya yang dimiliki oleh Indonesia.
Pondok Pesantren Modern Al Umanaa ikut andil dalam melestarikan Bahasa Sunda dengan berpartisipasi dalam berbagai mata lomba di ajang Pasanggiri Sunda. Perlombaan ini diselenggarakan pada tanggal 5 Oktober 2022 di SMP Negeri 2 Kadudampit. Mata lomba yang diadakan sangat beragam, yakni Carpon (Carita Pondok), Biantara (Pidato Bahasa Sunda), Pupuh (Menyanyikan pupuh), Nulis jeung Maca Aksara Sunda, dan Maca Sajak.
Al Umanaa berhasil memborong prestasi dalam Pasanggiri Sunda, walau Santri dilarang menggunakan bahasa daerah di dalam pondok. Hal ini menandakan bahwa santri Al Umanaa tidak melupakan bahasa daerah, hanya karena tuntutan berbahasa asing di pondok. Mata lomba yang mendapat juara ialah maca sajak kategori putra dan putri yang diraih oleh Amani Puja Lestari (Juara tiga) dan Naufal Nizar (Juara dua). Lalu, juara nulis carpon yang diraih oleh Fatih Khan (Juara dua) dan Adzikri (Juara tiga). Kemudian, juara maca jeung nulis aksara sunda diraih oleh Gladys A (Juara dua putri) dan M. Rhamdani (Juara dua putra). Tak hanya itu Al Umanaa juga mendapat juara dua dalam Ngadongeng yang diraih oleh Alfarezel, juara dua lomba Borangan (Ngabodor Sorangan) yang diraih oleh Dairustandi serta juara satu Biantara yang diraih oleh Kresnandia. Dan yang terakhir Iqbal Inayatur Rahman dengan suara merdunya mampu meraih juara satu lomba Pupuh.
Dengan demikian, Al Umanaa mendapat kesempatan mewakili komisariat Cisaat untuk bertanding di tingkat kabupaten Sukabumi, yakni dalam ajang lomba Biantara dan Pupuh. Prestasi ini sangat membanggakan baik bagi Al Umanaa maupun bagi setiap santri itu sendiri.
Semoga dengan diadakannya ajang lomba ini mampu mengingatkan generasi muda agar tetap melestarikan bahasa daerah, walau harus turut mengikuti perkembangan zaman.