Ibarat sebuah rumah, umumnya pengelolaan sampah bisa dikatakan seperti bagian dari toilet atau dapur kotor. Hanya segelintir orang yang paham betapa pentingnya menjaga kebersihan kedua area tersebut demi memiliki rumah yang sehat. Toilet atau dapur kotor seringkali justru menjadi nomor urut terakhir dalam penataan rumah.

Efek dari pengelolaan sampah yang buruk tentu tidak kecil. “Not in my backyard”, adalah salah satu bentuk sikap yang seringkali dilakukan masyarakat kita dalam mengelola sampahnya. Yang terpenting area rumahnya bersih sendiri. Tidak peduli sampahnya akan dibawa ke mana.

Mengubah pola pikir tersebut menjadi sebuah kebiasaan tentu bukan perkara mudah. Pendidikan adalah kunci dalam membentuk karakter seseorang, di antaranya dalam menanamkan tanggung jawab mengelola dan mencintai lingkungannya. Seorang anak haruslah disadarkan sejak dini, bahwa fitrahnya sebagai manusia adalah menjaga bumi ciptaan-Nya. Jika anak sudah sadar akan hal tersebut, tentu ia akan dengan senang hati menjaga dan merawat lingkungannya.

Tentu kita semua sepakat bahwa pendidikan bukan semata-semata materi tertulis yang diajarkan di ruang kelas saja. Pendidikan seorang anak melibatkan keluarga, sekolah dan masyarakat. Kehidupannya selama 24 jam, perlu diciptakan kondusif untuk tumbuh kembangnya. Salah satu elemen lingkungan yang tidak seirama tentu akan membuat anak tidak berkembang secara optimal.

Sekolah berasrama (boarding) adalah salah satu pilihan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dalam pembiasaan hal-hal baik sehari-hari. Dalam pengelolaan sampah, tentu tidak hanya sesederhana “Tidak membuang sampah sembarangan”. Namun bagaimana sampah tersebut terkelola sebaik mungkin sehingga manfaat yang ada dapat dimaksimalkan dan mengurangi efek negatifnya.

Pondok Pesantren Modern Al Umanaa membiasakan santri mengelola sampah secara mandiri mulai dari memilah, memanfaatkan kembali, hingga mengolahnya untuk meningkatkan nilai jual sampah. Keaktifan santri dalam mengelola sampah juga masuk dalam penilaian yang diakumulasi setiap pekan. Sampah di Pondok Pesantren Al Umanaa juga telah ditabung secara rutin ke Bank Sampah Sukabumi.

Dari pembiasaan pengelolaan sampah sehari-hari ini, diharapkan santri dapat menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab dan menjadi pelopor dalam merawat lingkungan di daerahnya masing-masing, sehingga bisa memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat.

إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ
“Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan” (HR Muslim)

Mari kita tunjukkan bahwa Islam itu indah dengan sama-sama bertanggung jawab mengelola sampah kita masing-masing.